dg0kK7z4hBqCLDVmtdPEXSsEQoHeMBlGLRgNyHZQ

Cerita Dari Pesisir Tanakeke

Memori Kolektif

Memori Kolektif secara bahasa terdiri dari dua kosa kata, yaitu memori dan kolektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memori merangkum empat arti yaitu 1. kesadaran akan pengalaman masa lampau yang hidup kembali; ingatan; 2. catatan yang berisi penjelasan; 3. peringatan; keterangan: 4. peranti komputer yang dapat menyimpan dan merekam informasi (https://kbbi.web.id). 

Secara teoritik dalam kajian ilmu sosial pengertian yang tepat kiranya ada pada pengertian pertama, yaitu kesadaran dan pengalaman di masa lampau yang masih tertanam dalam ingatan. Adapun pengertian kolektif berdasar pada sumber yang sama berarti 1. secara bersama; dan 2. secara gabungan. 

Dari pengertian dua kata yaitu memori dan kolektif secara bahasa dapat ditarik pengertian bahwa memori kolektif merupakan kesadaran atau pengalaman (baik di masa lampau maupun saat ini, atau lebih tepatnya merupakan kejadian yang sudah berlalu) yang masih tertanam dalam ingatan bersama dalam sebuah kelompok (baik kecil maupun besar). Secara persifatan memori kolektif merupakan bentuk ingatan tentang sejarah. 

Selanjutnya dalam teori memori kolektif memandang sejarah dalam versi, yaitu sejarah sebagai rangkaian peristiwa yang objektif dan berdasar pada pemahaman subyektif. Rangkaian sejarah yang obyektif dimaksudkan bisa dibuktikan kebenarannya berdasar pada sumber data seperti dokumen, arsip dan sebagainya. 

Sedangkan pemaknaan kedua yaitu sejarah berdasar pada pemahaman subyektif adalah menyangkut pandangan atau pemaknaan subjektif dari kejadian-kejadian tertentu. Memori kolektif tidak hanya sekedar rangkaian cerita atau sejarah yang sudah berlalu, tetapi lebih dari itu, memori kolektif menyimpan seperangkat kekuatan yang mampu membentuk identitas diri maupun kolektif dan mengandung kekuatan yang bisa berpengaruh pada sikap dan tindakan dalam keputusan yang diambil oleh seseorang. 

Selajutnya memori kolektif dapat direpresentasikan dalam bentuk symbol-simbol seperti adanya upacara, ritual maupun perayaan. Melalui proses sosialisasi baik secara lisan dari mulut ke mulut maupun tulisan memori kolektif dapat terus hidup dan tertanam dalam ingatan satu generasi ke generasi berikutnya. 

Agen-agen yang terlibat dalam proses sosialisasi memori kolektif bisa saja perorangan (individu) atau melalui gerakan massif yang dimotori oleh beberapa orang atau sekelompok orang. Karena memori kolektif mempunyai kekuatan membentuk identitas dan menggiring pemaknaan pada suatu peristiwa tidak jarang hal ini tak jarang dijadikan narasi perebutan legitimasi bagi pihak-pihak yang ingin berkuasa.
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar