Sigmund Freud ; Psikoanalisis Dalam Kejiwaan Manusia

Psikoanalisis merupakan istilah keilmuan yang dicetuskan oleh Sigmund Freud pada tahun 1896, dan menjadi produk pemikirannya yang hingga saat ini tetap digunakan sebagai piasu analisa dalam melihat 'fenomena'. 

Tahun 1899, Freud menulis sebuah karya yang berjudul Die Traumdeutung dalam bahasa Jerman, karya ini menurut Freud sebagai karya yang sangat signifikan karena menjelaskan tentang ide, ego dan super ego. 

Menurutnya manusia mempunyai struktur psikologis yang terdiri dari tiga elemen yang terpisah namun saling berinteraksi. Ide merupakan hal yang mendasari personalitas seseorang. Ide dapat direpesentasikan sebagai kebutuhan dasar alamiah. sedangkan ego  berurusan dengan kenyataan atau realita. Kerja ego adalah berusaha memenuhi keinginan ide dengan cara yang dapat diterima secara sosial. Adapun super ego adalah aspek moral dari suatu kepribadian yang biasanya dari pola pengasuhan orang tua dan nilai - nilai yang berlaku di masyarakat. 

Contoh sederhanya ; ide :Freud ingin makan sate kambing, ego : untuk mendapatkan sate kambing harus membeli di warung sate kambing, superego :karena Freud mempunyai gejala penyakit darah tinggi, ia mengurungkan niatnya untuk makan sate kambing.  Begitulah ketiga elemen itu bekerja. 
 
Psikoanalisis digunakan sebagai metode menganalisis bagi orang - orang yang mengalami gangguan kejiwaan. mereka diberi ruang untuk bercengkrama dan ngobrol semaunya. nantinya tugas psikolog yang menganalisisnya, apa yang sedang terjadi sebelumnya. 

Hal tersebut sering kita temui dalam kehidupan sehari - hari, misalnya ada orang dewasa yang masih "kekanak - kanakan" biasanya kita yang mengamatinya akan mengeluarkan kalimat "wah masa kecilnya kurang bahagia." 
 
Sebelumnya, Sigmund Freud membagi unsur kehidupan jiwa manusia memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (concious), prasadar (preconcious), dan tak-sadar (unconcious). Namun pada periode selanjutnya, Freud mengenalkan tiga metode baru dalam menganalisis kejiwaan manusia yaitu ide, ego dan superego. 

Keberadaan tiga konsep terakhir tidak menghilangkan tiga konsep sebelumnya tapi melengkapinya. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama tetapi melengkapi dan menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya. (Bersambung)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memori Kolektif

Etika dalam Disrupsi