PENYULUHAN PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN METODE TRANSFORMASI KONFLIK
Pengabdian kepada masyarakat
merupakan salah
satu tri dharma perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh dosen dengan tujuan
untuk memberdayakan kelompok masyarakat. Pada bulan Mei 2023, tim pengabdi dari
Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Semarang,
yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, telah melaksanakan rangkaian kegiatan
pengabdian yang berjudul “Penyuluhan Pencegahan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga dengan Metode Transformasi Konflik”. Adapun tujuan dari pengabdian ini
adalah untuk meminimalisir munculnya kekerasan dalam rumah tangga dan menjaga
keharmonisan dalam keluarga. Pengabdian ini dilaksanakan di Padukuhan Tanjung,
Kalurahan Wukirsari, Kabupaten Sleman. Terselenggaranya pengabdian ini
didukung oleh pendanaan dari DIPA FIS UNNES tahun 2023. Kegiatan yang
dilakukan merupakan
bagian dari MBKM Riset yang bekerjasama dengan mitra Sekolah Riset Satukata Yogyakarta.
Pengabdian ini
dilaksanakan dalam 3 tahap pada bulan Mei 2023 dengan peserta ibu-ibu rumah tangga di
Padukuhan Tanjung. Setiap tahap terdapat agenda yang berbeda untuk mengarahkan
kegiatan pengabdian pada tujuan yang sudah ditentukan. Ketiga tahap tersebut
yaitu melakukan penggalian mengenai dinamika kehidupan rumah tangga, Kategorisasi Permasalahan rumah tangga,
dan Penemuan solusi atas permasalahan rumah tangga.
Tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 14 Mei
2023 pukul 13.00 WIB. Dalam
kegiatan ini tim pengabdi melakukan sosialisasi mengenai identifikasi dinamika
kehidupan rumah tangga. Acara dibuka dengan
sambutan dari Ketua Tim Pengabdi yaitu Dra. Rini Iswari, M.Si., yang diwakili
oleh Asma Luthfi, S.Th.I., M.Hum dari Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS
UNNES. Terlebih
dahulu, peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan harapan ketika berumah
tangga dan dinamika yang dialami dalam berumah tangga. Di tahap pertama ini
peserta hadir sekitar 11 orang dan menghasilkan sebuah surat harapan dituliskan dalam selembar kertas yang sudah disediakan.
Sebelum peserta diminta untuk menuliskan harapan pemantik sekaligus pemandu
dalam kegiatan ini yaitu Ibu Muryana, S.Th.I., M.Hum. dari Sekolah
Riset Satukata Yogyakarta memberikan sedikit pengantar untuk membawa peserta
untuk mengungkapkan segala keluh kesahnya di dalam rumah tangga. Kemudian,
pemandu memberikan respon sekaligus meminta peserta untuk menuliskan harapan
yang mereka punya di dalam rumah tangganya.
Kegiatan selanjutnya yaitu tahap kedua pada tanggal 20 Mei 2023 pada pukul 13.00 WIB, tim pengabdian melakukan kategorisasi permasalahan yang dilakukan menggunakan metode permainan ular tangga. Setiap peserta akan diberikan kesempatan untuk ikut bermain dalam permainan ular tangga tersebut dan yang menjadi poin pentingnya adalah di dalam permainan ular tangga terdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, tantangan yang harus dilakukan, dan pesan yang harus dibacakan. Ketiga hal itu berkaitan dengan permasalahan di dalam rumah. Seperti biasa acara tersebut berjalan dengan lancar dengan peserta 12 ibu-ibu.
Kemudian, tahap terakhir
yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2023 pukul 13.00 WIB yaitu menemukan
solusi dari permasalahan yang ada. Dalam tahap ini tim pengabdian membingkai
acara dengan menggunakan metode role play. Pertama peserta diminta dibagi
menjadi tiga kelompok dengan masing-masing kelompok terdapat 4 anggota. Setelah
itu, peserta dipandu oleh Ibu Muryana, S.Th.I., M.Hum untuk
mengungkapkan Harapan Rumah Tangga yang tidak Sesuai dengan Kenyataan Rumah
Tangga (Masalah). Untuk mendiskusikan hal itu kami memberikan waktu sekitar
sepuluh menit dan kemudian nanti dari dari apa yang diungkapkan di kelompoknya
masing-masing dijadikan drama. Drama yang dibuat tersebut harus mengandung
permasalahan dan solusi di akhir drama.
Tiga kelompok sudah berhasil membuat drama dan masing-masing terdapat permasalahan yang berbeda-beda. Kelompok pertama permasalahan mengenai suami yang marah-marah sehabis pulang kerja. Suami marah karena sang istri belum menyiapkan makanan untuk suaminya ketika pulang kerja dan solusi yang diberikan adalah sang istri membelikan makanan di luar sekaligus merayunya dengan membuat kopi. Kemudian kelompok kedua membuat drama tentang suami yang selalu tidur sehabis sholat subuh dan solusi yang diberikan adalah ikhlas, sabar, dan mendoakan agar suami dapat berubah. Hal itu karena menurut mereka doa adalah solusi terbaik. Terakhir, kelompok ketiga menyajikan drama tentang suami terus bermain handphone dan seperti biasa mereka hanya sabar dan ikhlas menghadapi hal itu. Akan tetapi, ibu-ibu juga memberikan contoh solusi dengan mengajak suaminya yang main handphone terus untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Akhir dari
pengabdian ini di tahap ketiga pemandu yaitu Muryana, S.Th.I., M.Hum memberikan
kesimpulan-kesimpulan untuk memperjelas solusi-solusi yang bisa dilakukan dalam
menghadapi permasalahan rumah tangga. Selain itu juga peserta diberikan waktu
untuk tanya jawab mengenai apa yang sedang dihadapinya di rumah tangga mereka, acara
ditutup dengan mengungkapkan pesan dan kesan tentang acara serta rencana
belajar selanjutnya dan diakhiri dengan foto bersama.
Komentar
Posting Komentar